Jakarta: Pembelajaran Jarak Jauh atau daring (online) di tengah pandemi covid-19 dinilai telah membuat peserta didik kehilangan kesempatan belajar atau mengalami learning loss. Jika tidak diperbaiki, dampak learning loss ini pun diprediksi akan berlangsung hingga puluhan tahun.
Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Iwan Syahril menyebut butuh waktu yang lama pula untuk memperbaiki kondisi tersebut. Dia mengatakan setidaknya butuh waktu minimal sembilan tahun untuk memperbaiki learning loss pada peserta didik ini.
"Untuk bisa memperbaiki kondisi saat ini diprediksi bisa sampai sembilan tahun," kata Iwan dalam Peluncuran Seri Webinar Guru Belajar Pembelajaran Tatap Muka Terbatas, Jumat 28 Mei 2021.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Karena masih dalam keterbatasan akibat pandemi, maka dibutuhkan akselerasi. Berbagai metode pembelajaran harus dibuat guna memperkecil dampak learning loss.
"Dibutuhkan berbagai strategi pembelajaran yang berdasar pada kemampuan dasar anak untuk dapat dikembangkan sesuai perkembangan kompetensinya," ujar Iwan.
Meski nantinya strategi pembelajaran terbaik untuk menghindari learning loss ditemukan, Iwan mengatakan hal itu belumlah cukup. Sebab, pada dasarnya pelajar memang membutuhkan pembelajaran tatap muka (PTM).
"Segala upaya harus dilakukan agar sekolah bisa buka. Atau memprioritaskan agar sekolah kembali buka," ujarnya.
Untuk itu program vaksinasi kepada guru dan tenaga kependidikan terus diupayakan guna terselenggaranya PTM terbatas. Dia berharap vaksinasi kepada seluruh guru dan tenaga kependidikan selesai pada bulan Juni 2021.
"Sesudah vaksinasi tenaga kependidikan dan pendidik selesai PTM terbatas perlu diakselerasi dengan protokol kesehatan," kata dia.
BERLANGGANAN NEWSLETTER
Komentar