|

BENCANA ALAM DAN KERUSUHAN WARNAI PILKADA SUMUT.

MEDAN DAN DELI SERDANG DILANDA BANJIR, PULUHAN WARGA GAGAL NYOBLOS DI TPS


Gambar: Korban Tanah Longsor di Deli Serdang 17/11/2024


focuskejar.co.id I Medan, Sumatera Utara  dilanda cuaca yang kurang baik, curah hujan di pegunungan Sumatera Utara berdampak banjir di beberapa wilayak kabupaten dan kota saat pencoblosan Pilkada serentak 2024 Alhasil 110 tempat pemungutan suara (TPS) di Sumatera Utara akan melaksanakan pemungutan suara susulan. 

Komisioner KPU Ri Idham Kholid (28/11/2024) sebut pemungutan suara susulan dikarenakan bencana alam dan  terbanyak di Sumatera Utara. Sementara itu Ketua KPU Sumut, Agus Arifin mengatakan pemungutan suara direncanakan dilakukan menyusul karena terjadinya bencana alam banjir dan longsor yang mengganggu jalannya pemungutan suara pada hari ini, Rabu (27/11). Diketahui sebelumnya bahwa curah hujan yang terjadi sejak tanggal 26 /11/2024 telah mengakibatkan ternyadinya bencana alam tanah longsor di lebuh dari 6 tititik sepanjang jalan Lintas Sumatera Medan - Tanah Karo dan sebahagian Medan - Parapat. Dampak curah hujan tersebut mengakibatkan tanah longsor dan banjir bandang di sebahagian besar wilayah Deli Serdang, Binjai dan Medan. 

Informasi yang disampaikan oleh Kapolda Sumut, Irjen Pol Whisnu Hermawan Februanto, setelah menerima laporan banjir langsung mengerahkan personel untuk membantu masyarakat terdampak banjir.

Bencana Alam Longsor yang menimpa pengguna jalan raya dan korban Banjir bandang kiriman sedang dalam tahap evakuasi dan sebahagian sudah dirawat pada rumah sakit.





Dirlantas Polda Sumut Kombes Pol Muji Ediyanto melaporkan bahwa korban jiwa pada bencana alam lonsor di Sembahe Kecamatan Sibolangit Deli Serdang bertambah menjadi 7 orang, 23 orang terluka dan puluhan mobil tertimpa longsor.dan imbas tanah longsor menutup akses jalan medan brastagi, sementara Dir Samapta Polda Sumut 28/11/2024 tengah melakukan pam bencana banjir dan sudah  menyediakan dapur umum untuk  makan dilokasi banjir di pantumbak sebanyak 650 orang


"Hasil rapat koordinasi yang melibatkan perwakilan pasangan calon (paslon), Forkopimda Sumut, dan Bawaslu Sumut, memutuskan akan dilakukan pemungutan suara susulan di 110 TPS yang tersebar di lima kabupaten/kota. Rinciannya, Kota Medan sebanyak 56 TPS, Kabupaten Deli Serdang 30 TPS, Kota Binjai 20 TPS, Kabupaten Asahan 2 TPS, dan Kabupaten Nias Induk 2 TPS," jelas Agus Arifin.

Dampak bencana alam paling dirasakan adalah Kota Medan, Deli Serdang dan Kota Binjai.




Gambar Ilustrasi Kerusuhan di berbagai Daerah si Sumut


Agus Arifin merinci, khusus untuk Nias Induk, pemungutan suara susulan dilakukan karena adanya kerusakan logistik pemilu. Kondisinya saat ini sedang diselidiki oleh pihak kepolisian. 

Pemungutan suara susulan akan dilaksanakan selambat-lambatnya 10 hari setelah ditetapkan. KPU Sumut akan memastikan kesiapan logistik dan koordinasi dengan KPU kabupaten/kota terkait penyelenggaraan tersebut.

"Kami mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan memberikan kepercayaan kepada KPU dalam menyelesaikan proses ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku," pungkasnya.



Sementara itu dalam beberapa akun media sosial tiktok amatir mengunggah beberapa kejadian kerusuhan yang terjadi pada beberapa daerah di sumatera Utara, akun tiktok Antaranews.com mengunggah Mobil yang ditumpangi Bobbi Nasution dilempari sekelompok orang saat kluar dari hotel Santika setelah melakukan debat, selanjutnya Akun Horas Tapanuli mengunggah Pengrusakan mobil Ketua DPW Perindo Sumut yang juga Calon Bupati Tapanuli Utara di kecamatan Pakae Jae Tapanuli Utara, Akun Kuli Tinta  mengunggah kejadian kerusuhan di Tapanuli Tengah dengan Judul " Saat Mediasi tim paslon menyerang tim Mama, tangkap dalangnya BS"dan masih banyak kerusuhan lainnya.


Ketua Umum Forum Masyarakat Transparansi Indonesia G Seniman, M.Pd menyatakan "Riuhnya pesta demokrasi khususnya Pilkada tahun 2024 di Sumut ini merupakan dinamika baru. Bila dilihat secara umum, terlepas dari bencana alam, bahwa timbulnya riak dan kerusuhan didaerah ini adalah akibat adanya perubahan pola sosial dan pandangan tentang pelaksanaan pilkada tahun 2024, dimana saat ini terlihat semakin terbukanya peluang saling serang antara kepentingan.  Faktor pemicu kerusuhan tren saat ini adalah tingkat respon protes dan kritisi masyarakat semakin terbuka dari tindakan, intimidasi dan tekanan yang dilakukan oleh para suksesi kepada masyarakat yang dapat dengan mudah di siarkan atau di viralkan melalui medsos. sebagai contoh penggerebekan sesama warga atau timses terhadapa pemberian bansos atau serangan fajar pada masa tenang atau kecurangan oleh petugas KPPS yang melakukan pencoblosan  seperti yang viral di berbagai daerah di Indonesia dengan mudah kita akses pada medsos, menurut hemat saya faktor pemicu yang dapat menimbulkan kerusuhan pada masa kampanye hingga selesainya penetapan pemenang pilkada adalah ketidak puasan dalam konteks kejujuran (Penegakan peraturan yang tidak konsisten dan penerapan sistim keamanan yang tidak tegas dan kepastian hukum yang diragukan) selanjutnya pola budaya konsumtif instan masyarakat yang ditimbulkan dari konsekwensi ingkar janji para calon ketika mereka sudah duduk. Karanteristik konsep Pilkada saat ini mulai memasuki step baru dengan dinamika teknologi. saya memprediksi bahwa lima tahun kedepan sikap keterbukaan Siber akan merubah karakter politik kita dari kebiasaan lama (praktek curang, money politik, blackcampaign) akan pelan pelan tergerus tetapi dibarengi dengan sikap profesional dalam penegakan hukum.#GS#




Komentar

Berita Terkini