|

KADIS PENDIDIKAN SUMUT KURANG CAKAP, PENDIDIKAN HARUS UP TO DATE, DAN MENJADI AGEN PERUBAHAN

GEMA SUMUT: Prof. Drs. SYAIFUDDIN, M.A, Ph.D TIDAK KOMPETEN MEMIMPIN PENDIDIKAN, TRANPARANSI HARUS DIMULAI DARI STUKTURAL INSTANSI PENDIDIKAN, LALU FUNGSIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN.


Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Utara menerima
kunjungan Orang Tua Siswa di Kantornya


Medan, focuskejar.co.id. Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2021 di Dinas Pendidikan Sumatera Utara mengalami ricuh karena para orang tua murid kecewa tidak bisa mengakses aplikasi yang disediakan oleh dinas pendidikan. Orang tua siswa menduga ada ketidak profesionalan dalam mengelola pendidikan. Kemarin, kembali lagi para orang tua calon murid datang ke dinas pendidikan Sumut mempertanyakan sistem aplikasi PPDB yang masih saja error, tapi pihak dinas tidak ada satupun yang mampu mengatasi persoalan ini. Persoalan seperti ini acap terjadi, kepentingan golongan tertentu mencederai citra pendidikan yang seyogianya menjadi panutan. Apakah masih ada bisnis dalam penerimaan siswa? ataukah mereka yang menerima amanah untuk mencerminkan nilai luhur tidak lagi merasa malu?


Dikutip dari Mitrapol.com: Sementara  Rozi dari Forum Koordinasi Pengendalian Percepatan Pembangunan Nasional (FKP3N) Sumatera Utara mengatakan “mestinya di era digital 4.0 segalanya harus dibuat praktis dan mudah untuk di akses oleh masyarakat sebagaimana program prioritas dari Mendikbudristek tentang pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi berbasis sains dalam menghadapi dinamika pendidikan era digital dapat diterapkan di seluruh wilayah” “Kepala Dinas Pendidikan Sumut harusnya tidak salah memilih vendor yang benar-benar paham dalam membangun aplikasi karena ini menyangkut masa depan dunia pendidikan kita” ucap Bung Rozi. 


Untuk merumuskan permasalahan ini, Wagubsu langsung memanggil Kepala Dinas Pendidikan Sumut agar permasalahan ini segera diselesaikan, karena aplikasi ini dianggap belum matang. Harusnya Kadis Pendidikan teliti dalam menunjuk vendor yang benar-benar memahami persoalan IT, apalagi dunia pendidikan saat ini semua serba digital


Akibat dari kesembrautan tersebut seratusan orang tua murid mendatangi kantor panitia Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Dinas Pendidikan Sumut, Kamis (17/6/2021) sore. Para orangtua kecewa dengan hasil pengumuman PPDB tahap I yang keluar pada Rabu (16/6/2021) malam. Salah satu kasus yang diungkit adalah kabar tentang adanya seorang peserta didik yang memiliki nilai cukup tinggi mencapai 97 tidak dapat lulus di SMAN favorit di kota Medan.


Permasalahan ini kemudian ditanggapi oleh Kadis Pendidikan Sumut Syaifuddin. "Yang saya pahami, sistem perangkingan ini ada di sekolah. Kemudian saya ingin tahu mana anaknya yang mengatakan nilainya 90 dia lulus. Yang saya tahu itu 70 persen dari nilai rapor, nilai selanjutnya dari akreditasi. Makanya saya mau tanya, kalaupun memang ada, mana anaknya?" ungkap Kadis Pendidikan Sumut, Syaifuddin.

Dikatakan Syaifuddin, ia akan memanggil seluruh panitia PPDB untuk mempertanyakan permasalahan yang terjadi terkait PPDB tahap I.

"Ini saya tidak bisa mengambil keputusan secara tiba-tiba. Saya panggil nanti panitia makanya saya nanya. Mana yang yang dibilang lulus dengan nilai segitu. Kita harus pertanyakan juga ini. Tapi menurut saya tunggu saja apa yang saya dengar dari panitia," ujarnya.

Suasana pertemuan ricuh karena para orangtua tidak cukup puas dengan jawaban dari Dinas Pendidikan Sumut.

"Bapak ngomongnya jangan mutar-mutar, Pak! Kami cuma mau perangkingannya seperti tahun lalu. Itu saja," ujar seorang orangtua.

Terkait hal ini, Disdik Sumut meminta waktu untuk dapat menyelesaikan permasalahan kerancuan hasil PPDB tahap I.

Selain itu, Kadisdik Sumut meminta daftar keluhan dari para orangtua yang nantinya akan segera diproses oleh Disdik Sumut.


Sementara itu Ketua Gerakan Elemen Mahasiswa dan Alumni (GEMA) Sumatera Utara Jhon mengatakan: Semua kekurangan dan kesalahan yang terjadi pada saat ini di Instansi Pendidikan adalah ketidal profesionalan pemengku kepentingan, Kepala dinas pendidiian kurang memiliki kecakapan dalam memmimpin, atau bisa diasumsikan tidak tranparan mengelola pendidikan. Seharusnya dalam pengelolaan pendidikan ini masyarakat berharap ada dua instansi yang berhubungan dengan pembangunan fisik dan mental manusia harus jujur dan profesional, pertama dinas pendidikan dan kedua dinas kesehatan. kalau kedua instansi ini tidak dikelola secara jujur dan profesional maka jangan diharap masa depan anak didik, anak bangsa ini bisa maju. Kalau pengellolaan instansi ini saja penuh sandiwara dan kebohongan maka sebaik baiknya konsep kurikulum, konsep mata pelajaran yang di terapkan dan laksanakan di satuan pendidikan semua akan sia-sia. Maka Pemimpin Negara, Pemimpin Daerah, Pemimpin Instansi seharusnya sadar dan Insyaf supaya jangan semua isntansi tersebut di buat menjadi panggung sandiwara.


GEMA melakukan survei di lima sekolah SMA paling diminati di Sumut, diduga penghuni sekolah ini adalah titipan oknum dan penguasa,  ini sangat tidak fair. ketertutupan pengelola sangat massif. Kedepan GEMA Sumut   akan meminta kepada Gubernur Sumatera Utara agar memberikan ijin agar Gema Sumut dapat mengumpulkan informasi dan data Siswa yang diterima di SMA tersebut sebut Jhon.#hs.



Komentar

Berita Terkini